Dok. Forma

Forma (20/03) – Kemarin, lebih tepatnya pada tanggal 19 Maret 2019 Himpunan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat mengadakan KBMF (Kongres Besar Mahasiswa Fakultas) yang ke-IV terhitung semenjak peralihan dari IAIN (Institut Agama Islam Negeri) menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Ampel. Acara ini bertempat di gedung B1.309 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.

KBMF adalah kegiatan untuk memusyawarahkan dan menyiapkan pemilihan DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa) dan SEMA (Senat Mahasiswa) untuk periode 2019-2020. Tema KBMF tahun ini adalah “Sublimasi Nilai Mahasiswa Menuju Ushuluddin yang Berkelas dan Bermartabat.” Lukman Haji (22) selaku ketua pelaksana kongres memaparkan bahwa diusungnya tema tersebut bertujuan untuk menjadikan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat menjadi lebih berkelas namun tetap bermartabat.

Kongres ini disusun oleh kepanitiaan KBMF yang beranggotakan sekitar 15 mahasiswa. Panitia sendiri tidak dipilih secara khusus, namun terbuka bagi siapa saja yang bersedia dan siap untuk mengatur jalannya kongres dari persiapan hingga penutupan. Sedangkan untuk peserta kongres terdiri dari DEMA, SEMA, serta perwakilan setiap HMP, LPM, dan UKM fakultas yang masing-masing mengirim dua perwakilan.

Dalam acara ini juga dibentuk KOPURWADI (Komisi Pemilihan Umum Raya Mahasiswa Distrik) yang bertugas untuk membuat dan mengatur mekanisme pemilihan umum serta mengawal jalannya pemilihan DEMA dan SEMA Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Aggota KOPURWADI sendiri terdiri dari tiga anggota utama yang direkomendasikan oleh DEMA yang kemudian diajukan kepada SEMA dan disetujui oleh seluruh peserta kongres. Tiga anggota utama tersebut nantinya diperbolehkan menambah maksimal empat anggota tambahan untuk membantu menjalankan tugas.

Sementara itu, untuk persiapan hingga jalannya kongres terdapat beberapa kendala. Muhammad Purnomo (21) selaku ketua SEMA menuturkan beberapa kendala tersebut di antaranya adalah peminjaman ruangan yang tidak pasti. “Awalnya kongres ini akan dilaksanakan di Lab Ushul tetapi kemudian dipindah ke Ruang Baca fakultas dan terakhir kita disediakan ruang B1.309 oleh akademik,” imbuhnya. Selain kerancuan tempat kendala lainnya adalah molornya waktu pelaksanaan kongres hingga dua jam karena fotokopi draf kongres yang belum siap.

Selain peserta yang tersebut di atas, acara ini juga dihadiri oleh Dekan fakultas, Kunawi Basyir. Kunawi mengatakan bahwasannya beliau tidak mengetahui adanya agenda kongres tersebut, “Sebenarnya acara kongres ini baik baik saja, hanya saja saya tidak tahu agenda acara ini,” papar Kunawi. Kunawi sebagi ketua dekan juga memberikan pesan kepada mahasiswa Ushuluddin dan Filsafat, khususnya bagi seluruh peserta kongres untuk menekan emosi masing-masing dan menempatkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. (Aisyah/Balya/Lukman)