
Reporter : Imdi fahma, Fatwa Am ‘Azza KD
Editor : Amrina Rosyada
Forma (31/01) – Postingan kampanye pemilu Calon Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Prodi pada masa tenang menjadi sorotan. Pihaknya mengungkapkan kekecewaan atas keterlambatan informasi dari pihak Kopurwadi mengenai masa tenang kampanye. Tidak hanya itu, kekecewaan serupa juga diungkapkan oleh saksi yang diminta hadir secara mendadak pada malam sebelum penghitungan suara offline, saat diwawancarai tim redaksi LPM Forma pada Rabu, 30 Januari 2025, di Warung Oetie, Jalan Jemur Wonosari.
Balyan Rofiqi, selaku Ketua Umum Kopurwadi 2025, mengungkapkan bahwa hal itu memang menyalahi aturan, dan pihaknya sudah mengingatkan. Ia juga menjelaskan bahwa tidak ada sanksi terkait hal tersebut karena ia memilih untuk mengikuti peraturan Kongres Besar Mahasiswa Fakultas (KBMF).
“Sebetulnya itu yang buat saya, tapi karena ini Kopurwadi pertama yang diadakan, jadi saya mencari jalan tengah, yang tidak bikin saya ribet, tapi tetap tidak menyalahi aturan dengan tetap mengikuti aturan KBMF yang notabennya paling tinggi di fakultas. Sanksi tidak ada, cuma hanya berupa teguran saja. Toh juga nggak pengaruh,” tuturnya.
Ia juga membenarkan kelalaian pihak Kopurwadi dalam memberikan informasi mengenai masa tenang yang berlangsung selama dua hari.
“Lagipula masa tenang biasanya dua hari. Tapi memang saya tidak memberikan tanggal di postingan, karena sebelum ada postingan tambahan, ya itu masa tenang,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, Muhammad Arkan Fawwaz Iswar selaku calon ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi, mengungkapkan kekecewaannya karena pihak Kopurwadi tidak memberikan sosialisasi terkait masa tenang kampanye.
“Terkait yang tadi malam itu (masa tenang), tidak dijelaskan secara detail oleh pihak Kopurwadi. Harusnya punya SOP yang jelas dan peraturannya bisa dijelaskan dulu yang boleh maupun tidak boleh, agar sebagai calon ketua tidak bingung,” pungkasnya.
Kekecewaan serupa juga diungkapkan oleh Khadijatul Alya, salah satu perwakilan saksi dari Partai Revolusi Mahasiswa (PRM) yang diminta hadir pada malam sebelum perhitungan suara. Meskipun sebelumnya, ia sempat mendengar informasi bahwa tim Kopurwadi meminta tiga saksi dari masing-masing partai.
“Iya, saya diinformasikan tadi malam, secara mendadak. Kalau dari jauh-jauh hari kan bisa enak dan saya bisa antusias, kalau secara dadakan gini ya seadanya. Apalagi dari pihak partai juga memiliki kendala dan kesibukan masing-masing,” ungkapnya.
Meski banyak kendala, Alya selaku perwakilan dari PRM memberikan sebuah harapan agar pemilihan ke depan bisa lebih terstruktur.
“Harapannya mungkin harus bisa lebih terstruktur dan harus membentuk kesepakatan forum yang jelas sih. Dan penyebaran link pemilihan suara untuk kotak kosong sebaiknya diberikan penjelasan yang jelas.” tutupnya.