Universitas Islam Negeri Sunan ampel Surabaya atau yang biasa disingkat dengan nama UINSA merupakan salah satu Universitas besar dengan status ‘Negeri’ yang berada di Surabaya. Dulunya Universitas ini bernama bernama IAIN Sunan Ampel Surabaya yang kemudian mengganti namanya menjadi UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya pada tanggal 1 oktober tahun 2013 berdasarkan keputusan presiden  RI No. 65 Tahun 2013.

Semenjak mengganti nama menjadi UINSunan Ampel lima tahun yang lalu, sudah banyak program baru yang dijalankan oleh pihak Universitas untuk meningkatkan daya saing UINSunan Ampel dengan Universitas Negeri lainnya di Surabaya atau bahkan daya saing dalam tingkat Nasional. Seperti penambahan empat fakultas baru yang diyakini akan menambah minat calon mahasiswa terhadap UIN Sunan Ampel, diantaranya : Fakultas Saintek (Sains dan Teknologi), Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik, serta Fakultas ekonomi dan Bisnis Islam.

Selain penambahan fakultas, UIN Sunan Ampel juga menjalankan program baru seperti ma’had dengan nama resmi P2KKM (Program Peningkatan Kompetensi Keagamaan Mahasiswa) yang ditujukan untuk meningkatkan moral mahasiswa UIN Sunan Ampel. Selain program ma’had, ada pula program pengenalan bahasa asing yaitu bahasa arab dan bahaas inggris yang dikemas dengan nama intensif bahasa arab dan intensif bahasa inggris. Namun program pengenalan bahasa arab lebih dahulu ada, yakni semenjak tahun 2000 dengan format dan nama yang berbeda.

Seiring berjalannya waktu, program intensif-pun terus berkembang. P2B (Pusat Pengembangan Bahasa) UIN Sunan Ampel mulai mengenalkan Modern Standard Arabic sebagai pembelajaran online dan offline yang harus dijalani oleh seluruh mahasiswa baru selama dua semester. Tidak hanya itu pada agustus tahun 2018, P2B UIN Sunan Ampel mulai menjalin kerjasama dengan Internasional Test Center untuk mengenalkan program ED (English Discovery), Yang menggabungkan pembelajaran online dan offline serta mengganti TOEFL dengan TOEIC (Test of English for Internasional Communication) yang juga lebih melatih kemampuan mahasiswa dalam public speaking.

Goals dari kedua intensif ini adalah lulus TOEIC dan TOAFL yang ujiannya dilakukan diakhir semester kedua. Mengingat sertifikat yang didapat dari kedua program ini hukumnya wajib bagi mahasiswa, karena nantinya mahasiswa diharuskan melampirkan sertifikat ini ketika pengajuan skripsi, sehingga tidak ada alsan untuk mahasiswa untuk tidak mengikuti program ini, tidak terkecuali bagi mahasiswa yang sudah mahir berbahasa arab atau berbahasa inggris. Untuk lebih memudahkan proses pembelajaran bahasa asing bagi mahasiswa dan memudahkan dosen untuk mengajar dalam program intensif, kelasnya pun sudah diatur sedemikian rupa sesuai dengan kemampuan setiap individu mahasiswa yang sebelumnya diharuskan mengikuti tes penempatan kelas di minggu pertama.

Banyaknya program baru yang dijalankan, memaksa para petinggi Universitas khususnya bagian akademik untuk memanagemen waktu dengan tepat agar tidak bertabrakan dengan mata kuliah atau program lainnya. Sehingga disepakati waktu yang diambil ialah pukul 06.00 pagi setiap hari senin sampai kamis. Senin-rabu untuk intensif bahasa inggris dan selasa-kamis untuk intensif bahasa arab, ataupun sebaliknya.

Faktanya, enam dari sepuluh mahasiswa baru yang dipilih secara acak dari empat fakultas berbeda lebih sering meninggalkan kelas intensif dengan alasan yang berbeda-beda. Dan alasan yang sering muncul ialah alasan yang berkaitan dengan waktu. Pukul 06.00 pagi sangatlah cukup bagi mahasiswa yang bertempat tinggal di sekitar UIN Sunan Ampel, namun pukul 06.00 pagi sangatlah mewajibkan mahasiswa untuk berangkat jauh lebih awal agar tidak terlambat mengikuti kelas intensif.

Masalah waktu ini tentunya tidak seharusnya dianggap sepele. Karena apabila banyak mahasiswa yang lebih memilih meninggalkan program intensif dan memilih program mengulang dengan membayar 250 ribu untuk satu bahasa asing, maka perlu dipertanyakan keefektifan dari program intensif ini. Terlebih lagi, setiap program yang dijalankan oleh Universitas pastinya membutuhkan anggran yang tidak sedikit.

Memang bukanlah hal mudah menyelesaikan pemasalahan dalam tingkat Universitas, namun bukan berarti masalah tersebut tidak memiliki solusi yang tepat untuk diselesaikan. Memindah waktu program intensif adalah hal mutlak yang harus dilakukan oleh pihak Universitas agar tidak ada lagi alasan waktu bagi mahasiswa untuk meninggalkan program ini. Dengan begitu, akan lebih banyak mahasiswa yang tidak akan ketinggalan program intensifsehingga program ini benar-benar berjalan secara efektif. Pihak Universitas pun juga akan diuntungkan, karena tidak perlu lagi memikirkan anggaran tambahan untuk program mengulang bagi mahasiswa yang tidak mengikuti program intensif.(Lukman)