Sumber: google

Oleh: Alda Nihayatul A’rifah
Indonesia adalah negara kesatuan yang multikultural, yang mana terdiri dari berbagai macam latar belakang yang berbeda, mulai dari daerah, suku, ras, ciri fisik, kebudayaan, tradisi, logat, pendidikan, kepercayaan, hingga bahasa. Bahkan, menurut kyai Dzawawi Imron keberagaman bahasa di indonesia kurang lebih sekitar 500 bahasa. Hal itulah yang menjadikan indonesia sebagai negara yang begitu kaya akan keberagaman, dan tentu saja hal tersebut tidak akan pernah kita temui dinegara lain selain di indonesia. Segala bentuk keberagaman tersebut bukanlah menjadi penghalang bangsa indonesia untuk bersatu, melainkan menjadi sebuah tantangan besar bagi seluruh elemen lapisan masyarakat untuk membuktikan kepada dunia bahwa keberagaman di indonesia merupakan kelebihan yang diberikan oleh tuhan yang harus dilestariakan dan justru menjadikan indonesia sebagai negara yang memiliki bangsa bertoleransi tinggi antar sesama.
Hidup dalam kalangan masyarakat yang memiliki berbagai macam keberagaman bukanlah suatu hal yang mudah, perselisihan demi perselisihan pastilah akan muncul satu persatu. Maka dari itu, sangatlah diperlukan sikap toleransi yang tinggi bagi masing-masing individu, maupun kelompok masyarakat yang diharapkan dapat menimbulkan sikap saling mencintai antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan atas apa yang telah rasulullah sabdakan dalam salah satu kitab hadist yang bernama kitab Arbain nawawi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim bahwa “Tidaklah sempurna iman seseorang diantara kamu sekalian hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri”. Hadist yang masuk pada kategori hadist hasan ini menjelaskan kepada kita betapa pentingnya arti mencintai satu sama lain. Sehingga, rasulullah membuatnya sebagai tolak ukur kesempurnaan iman seseorang.
Dari sini sangatlah jelas bahwa toleransi merupakan sikap yang tidak dapat diremehkan keberadaannya bagi setiap individu maupun bagi setiap kelompok, karena dengan sikap toleransi ini lah seluruh bentuk keberagaman di indonesia akan mudah diterima bagi setiap masyarakat. Karena jika dalam diri setiap individu maupun suatu kelompok memiliki sikap toleransi maka, mereka dapat dipastikan bahwa seluruh elemen lapisan masyarakat di indonesia akan menghargai segala perbedaan yang ada diantara mereka. Sehingga, tidak akan ada lagi mempermasalahkan atau memperdebatkan segala bentuk keberagaman tersebut, tidak akan ada lagi yang namanya kerusuhan antar suku. Seperti yang pernah ditorehkan oleh sejarah kelam indonesia mengenai kerusuhan mei 1998 yang melibatkan antara warga indonesia yang memiliki garis keturunan murni dan mereka yang memiliki darah keturunan cina. Dan tidak akan ada lagi kerusuhan antar umat beragama seperti yang telah terjadi beberapa tahun silam di papua yang mengenai pembakaran gereja dan masjid, atau bahkan tak akan pernah terjadi lagi kerusuhan-kerusuhan sepele yang sering kali kita jumpai, yakni tawuran para pelajar yang hanya disebabkan oleh perbedaan sekolah mereka.
Perlu diketahui sebelumnya bahwa ada beberapa faktor yang menghambat sikap toleransi ini cukup sulit dimiliki oleh para masyarakat indonesia, diantaranya adalah, Pertama,terlalu besarnya sikap etnosentrisme para masyarakat indonesia terhadap golongan mereka masing-masing, individu yang memiliki sikap etnosentris yang berlebihan pada golongannya akan memikili pola pikir bahwa golongan mereka adalah golongan yang paling benar dan terbaik. Kedua, krisisnya open minded para masyarakat kita, hal ini tentu saja menyebabkan mereka sulit untuk menerima sesuatu yang baru, dan terus menerus terkungkung dalam golongan mereka sendiri tanpa mau mengetahui apalagi menghargai apa yang ada pada golongan lain. Ketiga, minimya pengetahuan masyarakat mengenai keberagaman yang ada di indonesia, sehingga karena ketidak tahuan mereka tersebut, mereka akan merasa asing dan tidak terbiasa dengan segala keberagaman yang tentu saja sangatlah berbeda dengan apa yang ada pada kelompok mereka,Dan berbagai faktor lainnya.
Kita sebagai generasi penerus negeri ini haruslah berupaya menyongsong masa depan negara indonesia dengan berlandaskan bhineka tunggal ika, bukankah telah jelas bahwas prinsip negara ini berbeda- beda namun tetap lah satu jua, tak perlu membawa-bawa suku, ras, atau kebudayaan apapun, karena semua itu cukuplah sebagai identitas, juga sebagai kekayaan indonesia.(Alda)