Dok. Forma

Senin, 5 November 2018. Jambore Pemuda Lintas Iman 2018 yang diadakan oleh FBM (Forum Beda tapi Mesra) pada tanggal 2-4 November 2018 bertempat di asrama Dodik Bela Negara Rindam Brawijaya V. Acara ini didatangi oleh berbagai kalangan organisasi-organisasi dan aliran kepercayaan atau agama  yakni Hima Prodi Studi Agama-agama UINSA, STAB Kertarajasa Malang, GKRI ( Gereja Kristus Rahmani Indonesia ) Mojorejo, GMKI ( Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia ), Balai Dika Karya, Gerakan Pemuda ANSOR Surabaya, PW IPNU ( Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama ) Jatim, PW IPPNU ( Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama ) Jawa Timur, PMII ( Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ) Universitas Ma’arif Hasyim Lathif, LDII ( Lembaga Dakwah Islam Indonesia ) Jatim, KMHDI ( Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia )Jatim, kepengurusan Pemuda Ngawi, MAPANCAS ( Mahasiswa Pancasila ), PMKRI ( Perhimpunan Mahasiswa Katrolik Republik Indonesia ) cabang Malang, PMKRI cabang Surabaya, SMA Jati Agung sidoarjo atau dari Islam, Hindu, Budha, Aliran Kepercayaan Sapto Dharmo, Kristen Katolik yang berjumlah tujuh puluh sembilan orang. A. Nur Aminuddin selaku ketua panitia Jambore Pemuda Lintas Iman 2018 yang diadakan oleh FBM memaparkan kalau Jambore lintas Iman bentuk respon dari realitas dari bangsa Indonesia.

“Pelaksanaan acara ini bentuk respon terhadap realitas sosial berkembang di negara kita yang terancam berbagai fitnah dan hoax, yang sengaja diciptakan oleh kelompok-kelompok tertentu karena tidak menginginkan negara ini bersatu. Kini kita sebagai testis untuk menata cara berfikir teman-teman muda dan memberikan wawasan ideologi yang kuat terhadap negara, terhadap kecintaan negara,  sehingga kecintaan ini muncul saling menghargai antara satu dengan yang lain” Paparnya.

“Dan diharapkan ini menjadi fundamen kerukunan. Kalau kerukunan atau fundamen ini tidak kita rawat, maka indonesia akan semakin tidak menentu. Maka dari itu kita kumpulkan kelompok-kelompok muda Lintas Iman dan alhamdulillah datang.” Tambahnya.

Menurut Bapak Pendeta Robert Siregar ketua umum satu FBM, ia merasa terpanggil  untuk mendamaikan karena adanya bibit radikalisme di Indonesia. FBM membuat acara ini agar pemuda-pemuda di Indonesia menjadi lebih luas pemahamannya dan acara ini juga untuk memperingati  hari Sumpah Pemuda dan Hari Santri Nasional. Kita tidak bisa melepaskan peran pemuda dan  berharap peran pemuda ini untuk menjadi agen perubahan dari bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

“ Acara ini sangat bagus, karena kami sebagai pemuda bisa lebih akrab dengan kepercayaan lainnya. Kalau bisa FBM harus sering-sering membuat acara seperti ini lagi. Karena musuh terbesar kita saat ini dari dalam bangsa kita sendiri”. Ujar dendang Sutikno dari STAB Kertarajasa.

Acara ini berjalan tiga hari.  Pada hari pertama, acara tersebut di isi oleh materi tentang pancasila dan ke-bhinnekaan. Pada hari kedua, susunan acara seperti pada hari pertama tetapi berbeda materi yaitu, “Kepemimpinan Bela Negara dan Jurnalistik”. Pada hari terakhir, kami kunjungan ke berbagai tempat peribadatan disekitar Rindam Dodik Bela Negara Brawijaya V.

“ Jambore ini membuat saya bisa bersilaturahmi kepada teman-teman yang berbeda agama dari saya. Dan baru kali ini saya merasakan acara seperti ini, ilmu yang disampaikan oleh pemateri juga sangat bagus. Tetapi, yang paling penting saya bisa berdialog dan bersilaturahmi dengan  teman-teman yang berbeda agama dari saya” Paparan Yulianus dari PMKRI cabang Surabaya. (Balya)