Doc: Forma

FORMA (24/9) – Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Sunan Ampel Surabaya telah memasuki hari kedua. Sejak pukul 06.30 WIB Mahasiswa Baru (Maba) telah mengikuti kegiatan PBAK via Zoom Cloud Meeting sesuai fakultas masing-masing.

Sebanyak 541 Maba di FUF diberikan materi untuk mengenal segala yang ada di lingkungan fakultas. Mulai dari pengenalan visi dan misi, struktur dan tata kelola fakultas, sistem informasi akademik, organisasi mahasiswa, sampai pengenalan tema. Kali ini panitia mengangkat tema dari diktum terkenal Rene Descartes (1596-1650), yaitu Cogito Ergo Sum yang artinya “Aku berpikir, maka aku ada.”

Sudah menjadi tradisi bahwa panitia PBAK FUF selalu menggagas tema yang sarat makna. Hal ini diakui oleh Abdul Mukit selaku ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) FUF dengan mengatakan, “Tema PBAK FUF di tahun-tahun sebelumnya, pada dasarnya mengajak Maba untuk memikirkan kondisi sekitar. Begitu juga tema kali ini, dimana mengajak Maba untuk sadar bahwa meskipun kuliah berlangsung secara daring, mereka bisa dianggap ada ketika berpikir. Namun sebaliknya, meskipun kuliah secara tatap muka pun, jika mahasiswa tidak mau berpikir maka ia tidak bisa dikatakan ada sebagai mahasiswa.”

Mukit juga mengatakan bahwa tujuan tema ini untuk mengenalkan identitas fakultas kepada Maba. Dimana FUF selama ini identik dengan sebutan fakultas pemikir, maka untuk dikatakan sebagai mahasiswa FUF, ia harus berpikir.

Meskipun tahun ini tidak ada pembentukan Steering Committee (SC) untuk mempersiapkan tema seperti PBAK tahun lalu. Namun, tugas yang diambil alih oleh Dema kali ini bukan berarti tidak dipersiapkan dengan matang. Akbar Arry selaku wakil ketua Dema mengatakan, “Kami berusaha untuk menyiapkan tema sebaik mungkin, persiapan untuk tema kali ini memakan waktu 3 bulan.”

Tema ini juga memberikan kesan bagi Maba tahun ini. Wahyudi, dari prodi Studi Agama-Agama juga turut berkomentar, “Tema yang diambil dari PBAK ini sangat mewakili keadaan dunia saat ini, dimana semua orang harus berpikir keras agar dapat menemukan solusi. Juga bagaimana cara kita berpikir untuk dapat terus mengikuti kegiatan perkuliahan meskipun di tengah pandemi. Serta menggunakan pola pikir yang baik, maka dalam keadaan apapun pasti Maba akan terus mengikuti semua kegiatan yang ada.”

(Zaza/Zaki)