Reporter : Zamzam Qodri

Editor: Chintya Octavia SH

Sumber: Instagram @fuf.uinsa

FORMA (08/03) – Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) kembali adakan webinar secara virtual via Zoom dengan tema “Narasi Agung Tradisi Keilmuan untuk Masa Depan : Dialog Kajian Agama dan Filsafat Pada Dunia Paralel-Multiverse“. Webinar ini diselenggarakan pada 8 Maret 2022 pukul 09.00 – 12.00 WIB dengan mengundang Prof. Dr. H. Zainuddin, M. Si. sebagai narasumber pertama dan Prof. Dr. H. Imron Arifin sebagai narasumber kedua. Sebanyak 400 lebih peserta menghadiri acara tersebut, baik dari jajaran dekanat, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa.

Acara pembukaan dimulai dengan sambutan oleh Kunawi Basyir selaku Dekan FUF. Ia menyampaikan bahwa webinar ini dilaksanakan agar mahasiswa khususnya mahasiswa FUF dapat mendialogkan antara dunia teoretis dan praktis. Dengan demikian, FUF dapat mencetak alumni yang diserap oleh kebutuhan masyarakat kekinian.

“Ini adalah kesempatan yang luar biasa. Bagaimana materi-materi pada pagi hari ini akan menginspirasi, menguatkan kita di mana alumni-alumni kita nanti diserap oleh dunia industri,” ujar Kunawi.

Acara dilanjutkan dengan mempersilakan Zainuddin, narasumber pertama, oleh Loekisno Chairil sebagai moderator untuk menyampaikan materinya. Zainuddin berpesan bahwa kita harus bisa membangun kesadaran masyarakat apapun teknologinya. Selain itu, ia mengatakan bahwa ada tiga dimensi yang bisa dibangun di era post-truth saat ini, yaitu semangat humanisasi liberasi dan transendensi.

“Ketiga pemikiran ini jika kita wujudkan kita akan bisa memanusiakan manusia, membebaskan masyarakat kita dari struktur-struktur yang membelenggu struktur yang menyebabkan kita kehilangan nilai kemanusiaan,” ujarnya.

Setelah narasumber pertama menyampaikan materinya, acara dilanjutkan dengan presentasi oleh narasumber kedua, Imron Arifin. Menurut Imron, antara filsafat dan agama terdapat hubungan yang erat. Ia menjelaskan bahwa keterkaitan antara filsafat yang melahirkan ilmu-ilmu saintifik dan agama yang sebelumnya masih bersifat mistikal. Contoh yang ia paparkan adalah mukjizat Nabi Musa yang dapat membelah lautan. Hal ini sejalan dengan kisah salah satu wali yang dapat berjalan di atas air. Namun seiring berjalannya waktu hal itu diterjemahkan dengan bahasa ilmu pengetahuan modern dengan menciptakan jembatan.

“Sangat berkaitan, hanya saja berbeda dimensi yaitu mukjizat, karamah, dan ma’unah,” ujar Imron.

Selain hal tersebut, terdapat juga respon dari audiens. Salah satunya Salisa Wardah Kumala, mahasiswa semester empat program studi Ilmu Alquran dan Tafsir. Ia mengatakan bahwa narasumber yang diundang sangatlah menguasai materi dan bahasa yang digunakan menyesuaikan dengan audiens. Ia juga berharap semoga Fakultas Ushuluddin dan Filsafat lebih produktif dan inovatif lagi.

” Semoga Fakultas Ushuluddin dan Filsafat sering mengadakan webinar seperti ini terutama hal-hal yang merespon keadaan saat ini”, ucapnya.