Penulis: Nurul Fadia
Editor: Habib Muzaki
Pada suatu hari hiduplah seorang putri cantik yang bernama Ulfa. Ia dilahirkan oleh ibunya yang sangat cantik dan anggun yang bernama Olivia. Namun, ia dibesarkan oleh neneknya yang terkenal kejam. Semua orang menyebutnya penyihir jeruk, sebab ia memiliki pohon jeruk besar yang berbuah banyak dan manis.
Sebenarnya, di balik sikapnya yang begitu, beliau memiliki sifat lembut dan penyayang pada cucu yang ia besarkan, yaitu Ulfa. Ibunya pergi merantau ke pulau yang sangat jauh, sebab ayahnya pergi meninggalkan rumah ketika beliau sedang mengandung putanya yang bernama Rama, sehingga beliau yang harus menjadi tulang punggung keluarga.
Rama dibesarkan oleh bibi dari Ulfa yang terkenal kaya namun memiliki sifat yang kasar dan semena-mena terhadap orang miskin. Ia belum dikaruniai seorang putra sejak menikah. Oleh sebab itu ia menjadikan Rama sebagai putra kesayangannya. Ia tumbuh dengan penuh kasih sayang sehingga ia mewarisi sifat dari ibu angkatnya yang sangat sombong.
Ulfa dan Rama sering bermain bersama namun, saat Rama berumur 4 tahun ia harus pergi pindah ke pulau yang jauh dan tidak pernah kembali. Ia mencoba bermain dengan teman seusianya, namun mereka terus saja mengejek bahwa dia tak memiliki ibu. Selain itu, mereka juga sering mengejek karna ia cucu dari penyihir jeruk. Beberapa anak sering mengambil barang-barangnya bahkan tak segan untuk memukulinya.
Ia selalu pulang dalam keadaan menangis serta beberapa luka dibagian kakinya. Sang nenek pun mengahmpiri setiap rumah dari anak-anak yang memukuli cucu tersayangnya. Sang nenek memarahi mereka dan memberi pelajaran sehingga anak-anak nakal itu tidak berani mengganggu Ulfa lagi. Namun, sejak saat itu Ulfa tak memiliki teman sehingga ia hanya bisa bermain dihalaman rumahnya. Ia tidak pernah menginjakkan kakinya keluar dari halaman rumahnya.
Tahun demi tahun berlalu, Ulfa tumbuh menjadi remaja yang cantik. Ia selalu berhasil membuat neneknya terpukau dengan kecantikannya. Ulfa sangat mirip sekali dengan ibunya. Meskipun Ulfa tidak pernah bertemu dengan ibunya, ia selalu berkomunikasi melalui surat dan bertukar kabar serta cerita bersama ibunya. Hubungan mereka cukup baik.
Suatu hari saat Ulfa sedang membersihkan halaman rumahnya tiba-tiba seorang remaja menaiki pagar tinggi rumahnya. Ia mengambil beberapa buah jeruk milik sang penyihir jeruk dan tanpa disadari sebuah jeruk jatuh menimpa kepala Ulfa. “Aww,” jeritnya.
Lelaki itu turun dan meminta maaf padanya. Saat Ulfa mengangkat pandangannya pada sang lelaki. Sang lelaki pun terpukau oleh kecantikannya.
“Siapa kamu? Kenapa ada disini?” ucap Ulfa dengan lembut.
“Aaaku.. aku.,.” ucap sang lelaki gugup.
“Ulfaaa, sedang apa?” teriak sang nenek dalam ruangan yang ingin menghampiri Ulfa.
“Maaf, tapi kamu tidak boleh ada disini. Kamu harus pergi sebelum nenek melihatmu!” ucap Ulfa dan pergi meninggalkan lelaki tersebut.
Sang lelaki kembali menaiki pohon dan meloncat keluar dari pagar tebing milik sang nenek.
“Jadi namanya ulfa.” ucap sang lelaki. “Cantik sekali, dia membuatku terpukau,” tambahnya yang kemudian pergi.
Keesokan harinya sang lelaki kembali datang menemui Ulfa yang saat itu membersihkan halaman. “Hai,” sapa lelaki itu yang membuat ulfa terkejut.
“Kamu? Kenapa kesini? Ingin mencuri buah lagi?” ucap Ulfa.
“Aku?” ucap lelaki itu.
“Apa ada orang lagi disini?” tanya Ulfa ketus
“Oh, apa aku terlihat seperti pencuri?”
“Terserah apa yang kau lakukan! Sebaiknya kau pergi sebelum nenekku menemukanmu.”
“Aku hanya ingin mengajakmu berkenalan”
“Aku tidak mau, cepatlah pulang”
“Namamu Ulfa bukan?”
“Ulfaaa!” teriak sang nenek.
“Cepatlah pergi. Kumohon!” ucap ulfa.
“Baiklah besok kita akan bertemu lagi disini.” Balas lelaki itu dan kembali menaiki pohon dan menghilang.
Keesokan harinya sang lelaki kembali lagi. Namun Ulfa sedang tidak berada di halaman itu. “Kemana dia?” batin sang lelaki.
Ternyata Ulfa sedang menghindari lelaki itu. Ia takut neneknya tahu bahwa lelaki itu sering menemuinya.
Ulfa selalu ingat bahwa neneknya selalu berkata, “Lelaki hanya datang ketika melihat kelebihanmu, lalu pergi setelah tahu apa kekuranganmu. Dia akan memberikan kebahagiaan sebelum meninggalkan luka yang cukup dalam. Mungkin kamu tidak mengerti, tapi yang jelas pasti, Jangan pernah menyukai sesuatu melebihi kamu menyukai dirimu sendiri. Sebab, itu akan sangat melukai hatimu.”
Hal itulah yang membuatnya takut untuk mengenal lelaki. Karna dahulu kakek dan ayahnya melakukan kesalahan yang sama.
Mereka meninggalkan sang nenek karena menemukan wanita yang lebih sempurna dari sang nenek, sedangkan sang ayah meninggalkan ibunya tanpa alasan. Ia meninggalkan rumah tanpa sepatah kata dan tak kunjung kembali. Ia selalu tidak beruntung dalam hal lelaki.
Maka dari itu, sang nenek melarangnya bertemu ataupun mengenal lelaki. Sebelum sang nenek menemukan seseorang yang tepat untuknya.
Hari terus berganti, lelaki itu terus saja datang menunggu Ulfa yang tak kunjung keluar. Hingga pada suatu hari lelaki itu berhenti mendatanginya. Ulfa diam-diam mulai memikirkannya. Dia mulai penasaran kenapa lelaki itu berhenti mendatanginya.
Disamping itu, ia mulai merasa bosan berada di dalam rumah terus-menerus dan ingin keluar dari rumah. Namun terakhir kali ia menginjakkan kakinya keluar halaman sejak ia berusia 5 tahun.
Saat Ulfa membersihkan rumah, ia mendengar neneknya berteriak. Ia pun berlari menuju sang nenek yang sedang berada dihalaman rumahnya yang sedang memanen jeruk. Tak disangka ternyata dan pohon jeruk tersebut jatuh menimpa kaki sang nenek yang membuat sang nenek tak bisa berjalan lagi.
Sebagai gantinya ulfa yang merawat sang nenek. Ia mulai melakukan aktivitas d iluar rumah yang sebelumnya dilarang oleh sang nenek. Ia pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan. Setelah 12 tahun lamanya, kini ia kembali menghirup udara segar pepohonan disetiap jalan, melihat bangunan berjejer disepanjang jalan, serta hewan yang berjalan disekitarnya.
Terik matahari menyambutnya dengan sinar yang memberikan kehangatan. Ia terlihat cantik dengan gaun dan selendang yang ia kenakan, membawa keranjang belanja menuju pasar. Kecantikannya membuat setiap lelaki terpukau serta takjub saat melihat dirinya.
Beberapa orang mengiranya seorang bidadari dari syurga. Ia melewati setiap jalan dan bertemu dengan banyak orang. Namun dari sekian banyak orang ia tidak menemukan lelaki yang ia cari.
“Dimana dia? Apa dia bukan berasal dari desa ini?” gumamnya dalam hati.
Semenjak itu, ulfa mulai terkenal di kalangan para lelaki. Banyak dari mereka membicarakannya. Mereka berlomba lomba ingin menikahinya. Namun sayangnya ia menolak setiap lelaki yang melamarnya. Namanya semakin banyak disebut hingga kisah kecantikannya menyebar luas ke pelosok negeri.