Tidak dapat dipungkiri bahwa akhir- akhir ini  sering  terdengar  aksi mahasiswa   yang biasa disebut dengan demo. Banyak poster mengenai  aksi ini namun dari beberapa demo yang terjadi tuntutan mahasiswa itu tetap sama . Masalah Uang Kuliah Tunggal ( UKT) yang begitu tinggi  dan tidak adanya respon dari pihak rektorat yang membuat sebagian mahasiswa geram. Sebenarnya masalah ini sudah beberapa  bulan lalu  namun sampai sekarang masalah ini masih saja membuat pro dan kontra di kalangan mahasiswa.Tidak  tanggung- tanggung   para mahaiswa yang turun aksi ini sangat totalitas memperjuangkan hak-hak dari  para mahasiswa baru yang dikenai tarif  kuliah yang sangat  mahal.

Saat ini para mahasiwa  akan melakukan aksi  ketika menteri agama mengunjungi  Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) .bagi sebagian mahasiswa mungkin ini merupakan   keadaan yang tepat untuk menyuarakan suara- suara   rintihan  mahasiswa kelas menengah ke bawah. Lalu bagaimana nasib UINSA kedepannya ? akankah selalu ada demo- demo seperti ini yang terus berkelanjutan?  akankah selalu ada  pihak- pihak yang tertindas di kampus ini ?. Dengan UKT  yang sangat mahal seharusnya fasilitas juga sesuai dengan  uang  yang dikeluarkan namun pada faktanya  semua hanya  berbanding berbalik dengan  angan- angan para mahasiswa. Seharusnya dengan UKT yang mahal fasilitas juga elit bukan menikmati barang-barang bekas bahkan fasilitas rusak dari pimpinan kampus. Ini salah siapa? Rektorat atau menteri agama? Dimana letak keadilan yang di junjung tinggi dalam pancasila? Lihatlah sekarang para penguasa  sangat tidak adil terhadap kaum kecil, dimana  sekarang kuliah  menjadi  momok yang sangat menakutkan bagi para siswa-siswi SMA yang akan meneruskan ke perguruan tinggi. Dimana sekarang uang menjadi penghalang seseorang untuk melanjutkan mimpi-mimpinya. Bagaimana Indonesia mau maju jika  dalam  bidang pendidikannya saja sudah sangat kacau seperti ini belum dalam bidang ekonomi ataupun yang lainnya.

Berbicara soal pendidikan di Indonesia sendiri rasanya sangat terlinggal jauh dari Negara- Negara tetangga yang sudah  lebih dulu maju sedangkan Indonesia sendiri masih menjadi Negara berkembang yang labil dalam beberapa hal. Pendidikan di Indonesia sendiri sangat membingungkan para  pelajarnya  sebut saja  kurikulum pendidikan yang sering berubah dan membuat kerancauan dalam sistem mengajar di  lingkungan SD,SMP ataupun SMA. Dalam  lingkungan perguruan tinggipun juga di bingungkan oleh sistem peneriman mahasisswa baru  seperti SBMPTN  yang  tahun 2018 ini berubah sistem penilaianya yang membuat banyak calon mahasiswa baru bingung dalam  proses pengerjaannya .Berlanjut pada 2019 nanti  SBMPTN lebih di perketat  dalam penerimaannnya dengan melalui beberapa sesi yang mungkin juga sangat membingungkan para calon  mahasiswa. Sistem pendidikan yang seperti itu sangat membuat  resah para pelajar bahkan juga  tidak terlalu efektif  .

Sebagaimana kita  melihat dalam lingkungan UINSA sendiri  pendidikan di sini seperti tidak begitu   di perhatikan, banyak dosen yang jarang masuk kelas lantas untuk apa UKT yang begitu mahal  jika tenaga pengajarnya saja jarang masuk kelas . untuk apa juga  uang kuliah yang sanga mahal jika  rektorat hanya fokus dalam  pembangunan UINSA kampus B. sebaiknya pihak rektorat lebih memperhatikan fasilitas dalam kampus agar tidak ada demo-demo yang membuat resah para petinggi  UINSA. Rektorat seharusnya juga harus langsung turun tangan jika  mendapat keluhan- keluhan dari   falkulltas- falkultas  yang ada  agar kenyamanan para mahasiswa juga tepenuhi. Seharusnya   rektorat juga lebih memperhatikan.

 

Fadhil, Kru Magang ’18