Sumber: Google
Forma-16 November 2018, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya kembali membuka Program Bidikmisi sejak bulan September. Bidikmisi adalah singkatan dari Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi. Tiap tahunnya, Bagian Akademik pusat menyiapkan ratusan kuota Bidikmisi. Dalam tahun 2018 ini, yang mendaftar ± 500 Mahasiswa ,yang tervertivikasi untuk disurvey 270 sedangkan yang menerima bidik misi 210 Mahasiswa karena itu sudah batas kuota Bidikmisi.
Bidikmisi bukanlah beasiswa, dalam artian prestasi penerima tidak dijadikan tolak ukur tunggal. Biaya Bidikmisi disalurkan untuk mahasiswa kurang mampu yang memiliki potensi dan kemampuan untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.
Bidikmisi memiliki kireteria tertentu untuk para calon penerimanya. Pertama yaitu, penerima harus memiliki keterbatasan dalam perekonomiannya. Seperti dituturkan oleh Yuli selaku bagian kemahasiswaan yang mengurusi Bidikmisi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
“Bidikmisi itu diperuntukkannya bagi Mahasiswa yang berprestasi dan kurang mampu,tidak mampu secara ekonomi. Siapapun yang dalam kategori tidak mampu dan berprestasi,boleh mendaftar bidikmisi.”Tegas Yuli.
Pada tahun ini banyak kasus yang terjadi kepada para pendaftar bidikmisi diantaranya pengisian data yang dilakukan secara online melalui telepon genggam tapi kemudian data yang dimasukkan tidak dapat diterima dalam pusat. Dan ada lagi pendafar Bidikmisi yang tidak dapat diterima karena tidak layak setelah di vertifikasi melalui data-data atau berkas yang diisi secara online.
Dalam Wawancara, Rabu (14/112018), Kunawi membahas Bidikmisi bukan di prioriaskan untuk orang pintar tapi standar bukan kemampuan tetapi ekonomi.
“Saya berharap bagi siswa bidikmisi ketidakmampuan orang tua jangan menjadi penghalang tapi menjadi Rohmah, kalo tidak ada program itukan tidak bisa menikmati pendidikan” Jelas Kunawi.
Tidak menutup kemungkinan Mahasiswa yang menerima bidikmisi juga mempunyai segudang prestasi karena mereka ingin menghilangkan image yang negatif.
“ Asal bisa bersaing dia pasti punya fasilitas. Yang penting masuk dulu. Nanti diambil dari beasiswa prestasi akademik” Ungkap kunawi.
Survey Bidikmisi dilakukan secara diam-diam dan memprioritaskan daerah plosok dan luar pulau.
Hal senada juga diungkapkan oleh Akbar, mahasiswa SAA semester tiga ini menyambut baik dan ada sedikit kekecewaan terhadap program Bidikmisi ini
“Selama diperuntukkan untuk meringankan biaya pendidikan kaum yang gak mampu ya bagus.. Cuman bila dalam proses perealisasiannya kadang sering kecolongan”
(Rz/Wiwin)