Dok:Forma
FORMA – (24/10) Mahasiswa prodi Studi Agama Agama (SAA) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya mengadakan kunjungan rutin lintas agama di GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan) Ngagel, Surabaya. Tidak hanya di Gereja, enam tempat peribadatan keagamaan akan dikunjungi oleh mahasiswa prodi Studi Agama Agama dalam kegiatan ini. Rencananya, kunjungan selanjutnya akan bertujuan ke tempat ibadah agama Hindu, yakni Pura. Kunjungan lintas agama ini bertujuan untuk membangun dialog antar umat beragama, khususnya umat Kristen di Gereja Kristen Jawi Wetan.
Kunjungan rutin kali ini tampak sedikit berbeda dari kunjungan biasanya. Hal ini terlihat pada saat akhir acara, seluruh mahasiswa SAA terlihat serempak membuat video singkat dengan menyorakkan slogan “Pemuda Indonesia, Pemuda Yang Cinta Damai.” Tak hanya itu, keseluruhan mahasiswa SAA semester 1 diarahkan untuk menggunggah foto kegitan lintas agama ini di media sosial masing-masing.
Pembuatan video tersebut ditujukan sebagai aksi kampanye damai melalui media sosial. “Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, bisa menumbuhkan sikap toleran kepada teman-teman mahasiswa, khususnya teman-teman mahasiswa baru prodi SAA. Nah dari mahasiswa ini nanti bisa ditularan ke teman-teman yang lain maupun keluarga, mengenai bagaimana cara kita bersikap toleran kepada umat beragama lain. Saya juga bangga terhadap seluruh mahasiswa SAA atas antusiasnya dalam kegiatan ini” Ujar Thoriqul Huda, selaku dosen prodi Studi Agama Agama yang mendampingi mahasiswa dalam kegiatan ini.
Sikap toleran juga tidak hanya ditunjukkan oleh mahasiswa prodi Studi Agama Agama UIN Sunan Ampel Surabaya, namun juga umat Kristen di Gereja Kristen Jawi Wetan. Biasanya umat Kristen di GKJW mengadakan kunjungan ke beberapa pondok pesantren saat lebaran Idul Fitri. Hal tersebut bertujuan untuk mengenal lebih dekat dan membangun rasa saling mengasihi terhadap antar umat beragama. “Toleransi itu ibarat tubuh. Bagaimana kita bisa makan, berjalan tanpa adanya tangan dan kaki. Toleransi tidak perlu di tunggu, toleransi sudah ada dalam diri kita. Toleransi ada karena kita saling mengasihi.” Tambah salah satu jemaat Kristen sekaligus bendahara GKJW itu.
Kunjungan lintas agama di Gereja Kristen Jawi Wetan ini sangat membantu para mahasiswa SAA dalam membangun sikap toleransi. “Kita juga bisa mengetahui ajaran-ajaran agama Kristen dengan baik, seperti yang di katakana pak Thoriq tadi jika hanya membaca buku atau menerima penjelasan dosen itu kurang objektif.” Terang Diah Novita, salah satu mahasiswa SAA semester 1.
(Izza/Alfina/Alfi)