Reporter: Akmelia Rabbani, Julyan Dwining Wasilah
Editor: Syafrial Arrasyid

Forma (04/01) Ketidakhadiran UKM Pualam sebagai bentuk protes warnai acara Kongres Besar Mahasiswa Fakultas (KBMF-F) ke XXII yang dilaksanakan pada hari Senin 30 Desember 2024 di Aula B3 gedung Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.

Hana Atikah selaku ketua UKM Pualam menyatakan ketidakhadiran organisasinya sebagai bentuk protes atas agenda KBMF yang dianggapnya tidak berfaedah dan kurang transparan. Ia mengaku tidak pernah tahu-menahu mengenai esensi utama dari KBMF ini sebenarnya seperti apa.

Menurutnya agenda tersebut telah diatur sedemikian rupa oleh pihak tertentu sebelum diadakannya kongres tersebut sama hal nya seperti sebelum-sebelumnya.

“Jadi bisa dibilang dengan tidak kedatangannya saya adalah salah satu bentuk pemberontakan serta muak atas agenda yang gak berfaedah”, tegas Hana.

Hana juga menyoroti sidang Kongres Luar Biasa (KLB) yang di gelar oleh SEMA pada bulan Oktober lalu yang mana menurut nya pimpinan sidang saat itu tidak menguasai peraturan dan mekanisme persidangan. Kemudian ia juga mengatakan bahwa dalam undangan KBMF ini tidak disertakan kata wajib serta konsekuensi bilamana tidak ikut serta dalam acara kongres tersebut.

“Jadi nothing to lose aja, saya mencantumkan nama pun karena formalitas saja, selebihnya saya serahkan ke mereka, kan mereka panitianya”, ucap Hana.

Tak hanya itu, Hana menjelaskan alasan lain ketidakhadiran UKM Pualam bahwasanya karena acara KBMF bertepatan dengan liburan, dan juga tidak ada yang bisa mewakilkan dari anggotanya.

“Pemilihan tanggal di saat liburan jelas anggota kami memilih untuk mengisi waktu dengan kegiatan lain seperti, bekerja, atau kembali ke kampung halaman. Bahkan sebagaimana yang telah saya sampaikan, saya sendiri saja tidak mengetahui esensi KBMF ini sebenarnya apa”, sanggahnya.

Sementara itu, Abd Halimul Husni selaku Mandataris Ketua SEMA-F baru menjelaskan bahwa UKM Teater 20 masih hadir pada awal saat sidang, namun mereka izin keluar karena ada acara lain. Halim juga menekankan bahwa undangan KBMF telah disampaikan kepada seluruh ormawa.

“Ya mungkin dari ormawa yang tidak hadir, mungkin ada kesibukan apa(red:atau) ada acara, tapi untuk undangan kayaknya sudah tersampaikan dari panitia penyelenggara KBMF itu”, ujarnya.

Terlepas dari kontroversi yang muncul, Ahmad Irfan Setiawan selaku pimpinan sidang pada acara KBMF tersebut menegaskan bahwa proses LPJ dan Sertijab tetap dianggap sah berdasarkan kesepakatan peserta sidang. 

“Saya rasa tetap sah karena jika yang dipermasalahkan ormawa yang tidak hadir, kita udah memenuhi quorum dan apabila yang dipermasalahkan LPJ nya, sudah kesepakatan peserta sidang untuk LPJ tetap dilanjutkan meskipun tanpa ketua sema,” kata Irfan.

Ia berharap agar Ketua SEMA yang baru terpilih dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak mengulangi kesalahan Ketua SEMA sebelumnya. 

“Jangan sampe mengulangi kesalahan ketua sema sebelumya, sudaa itu saja,” ujar irfan.

Hana juga mengungkapkan harapan kedepannya untuk KBMF ini agar terlebih dahulu disosialisasikan maksud dari kegiatan KBMF tersebut apa, dan juga yang didapatkan oleh tamu undangan itu apa. Karena KBMF adalah agenda yang sangat wajib

“Kalau sekedar serah terima jabatan (Sertijab) yang sudah disiapkan jauh-jauh hari serta flashback mengenang proker yang fokusnya buat nyairin DPP tuh buang-buang waktu banget. Ayok dibenahi satu persatu, mulai dari ego kekanakan mengenai kursi jabatan”, tutup Hana.