Reporter : Muhammad Chaidar

Editor : Dwi Rachma Aulia

Forma (1/5) Barisan Rakyat Anti Penindasan (Bara Api) yang menggelar masa aksi May Day dalam memperingati Hari Buruh mengumpulkan berbagai kalangan di depan gedung Grahadi Surabaya, Rabu (1/5). Masa aksi yang dimulai pukul 13.00 WIB ramai untuk menyuarakan kesejahteraan rakyat.

Sekumpulan Aksi May Day tersebut tidak hanya berfokus pada kepentingan buruh namun seluruh unsur masyarakat yang mengalami penindasan. Terdapat 27 tuntutan yang disuarakan oleh masa aksi diantaranya mereka menuntut kesejahteraan dan kedaulatan rakyat.

Yulius Magai, seorang aktivis dari Aliansi Mahasiswa Papua mengatakan bahwa ia juga menuntut kemerdekaan bagi rakyat Papua dalam hal politik dan kesejahteraan buruh. Baginya pemerintah Indonesia hingga kini kerap melakukan penindasan terhadap masyarakat papua. Ia juga menuntut penyelesaian kasus Hak Asasi Manusia yang tidak kunjung selesai di tanah Papua.

“Kami akan terus melakukan perlawanan, karena perlawanan kami tidak terbatas pada sehari atau dua hari, tetapi perlawanan kami akan terus berlipat ganda. Kami juga menggalang solidaritas terhadap rakyat Indonesia.” Tuturnya.

Senja, bagian Humas aliansi Bara Api menjelaskan bahwa aksi kali ini mengutamakan pengadaan day care bagi anak-anak buruh. Ia menilai bahwa pengadaan day care akan memberikan kesejahteraan bagi anak-anak kaum buruh.

Ia juga mengajak seluruh elemen untuk ikut mengawal perjuangan Bara Api menyuarakan aspirasi untuk mewujudkan kesejahteraan buruh dan masyarakat yang belum berdaulat secara ekonomi.

“Bulan ini adalah bulan perjuangan, ada peringatan Hari Buruh, Hari Pendidikan Nasional, Hari Kebangkitan Nasional, maka dari itu harapannya temen-temen bisa mengawal untuk aksi-aksi selanjutnya,” Ungkapnya.

Masa aksi May Day kali ini bukan hanya dipenuhi orasi tetapi juga diwarnai dengan pagelaran seni, pembacaan puisi serta pertunjukan teater yang ditampilkan menjelang sore hari.

Aksi tersebut dihadiri kurang lebih 850 demonstran terdiri dari YLBHI Surabaya, KASBI Jatim, GMNI FH Unair, SMHI FH Unair, LAMRI, Perpustakaan Jalanan Surabaya, Paramedis Jalanan Surabaya, Amnesty Unair, BEM Unair, ISBS, WALHI Jatim, BEM FIB Unair, BEM FISIP Unair, Pembebasan Surabaya, Aliansi Mahasiswa Papua Surabaya, UINSA, Savy Amira, BEM ITS, BEM FISIP UPNV Jatim, Institut Seni Tambak Bayan, GMNI Unesa, Komite Persiapan Sindikasi Surabaya, KAM Unesa, BEM Vokasi Unair, FNKSDA Surabaya.

Afanda, mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional mengatakan bahwa pengawalan yang dilakukan polisi dinilai cukup serta berharap agar semua orasi dapat didengar untuk kemajuan bangsa.

“harapanya semua orasi dapat didengarkan, dapat dikaji kembali mungkin untuk kemajuan bersama juga kan,” tuturnya.